Search

Catatan Komisi IX DPR tentang Corona di Indonesia - Tagar News

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI M. Nabil Haroen memberikan catatan dan analisa perkembangan terbaru atas virus Corona. Menurut dia, peningkatan kewaspadaan dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Sebagaimana diketahui, kasus terburuk dalam penyebaran virus Corona atau Covid-19 terjadi di Italia dan Iran. 

Italia mengkarantina lebih dari 16 juta warganya, dengan tingkat kematian akibat virus ini yang semakin meningkat. Sementara, negara Iran juga mengalami hal yang sama, dengan persebaran yang lebih luas.

Berikut catatan dan analisa Nabil Haroen tentang perkembangan terbaru virus Corona dalam konteks kebijakan publik.

1. Indonesia harus belajar dari kasus Italia dan Iran. Meski tingkat persebaran virus Corona di China memperlihatkan tren stagnan dan cenderung turun, namun virus ini telah menyebar ke pelbagai penjuru dunia. Kasus ekstrem terjadi di Italia dan Iran. Negara-negara Eropa sudah meningkatkan kewaspadaan dengan memberi informasi rutin dan realtime kepada warganya, agar bersiap dan meningkatkan kewaspadaan diri.

2. Pemerintah Indonesia harus bersiap untuk kebijakan proteksi dengan skema-skema khusus. Apresiasi diberikan untuk Kementerian Kesehatan dan institusi di bawahnya, serta Kantor Staf Presiden yang mengomando informasi atas perkembangan kasus Covid-19.

Selain itu, Pemerintah juga harus mengawasi stok bahan pangan, sekaligus stok alat kesehatan. Jangan sampai ada yang mengambil untung dalam situasi krisis dengan menimbun, serta mengakibatkan kepanikan.

Beberapa negara semisal Jerman, Prancis dan Inggris sudah mulai melarang warganya untuk mengadakan acara/ perkumpulan dalam jumlah besar. Beberapa institusi dan perusahaan juga sudah bersiap untuk sistem kerja online atau kerja dari rumah, guna mengurangi kemungkinan persebaran virus. 

Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan kebijakan ini, dengan secepatnya mengatur institusi dan lembaga-lembaga pemerintah untuk bersiap jika sewaktu-waktu tren virus Corona meningkat drastis.

3. Pemerintah juga harus waspada dengan meningkatnya kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Jangan sampai, sibuk mengurus Covid-19, tapi melupakan bahaya nyata tren meningkatnya kasus DBD. 

Data terakhir, lebih 16 ribu kasus dari Januari hingga Maret 2020 ini, dengan jumlah korban meninggal sekitar 100 pasien. Kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Sikka, NTT, dengan jumlah kasus 1.195 (per 10 Maret 2020), dengan korban meninggal 14 orang. Di antara penyebabnya selain kurangnya program berkelanjutan, juga minimnya prasarana obat-obatan untuk menangani pasien.

4. Warga Indonesia jangan panik, namun harus bersiap. Persiapan yang baik adalah mengurangi aktifitas pertemuan fisik dengan banyak orang, serta meningkatkan ketahanan fisik agar tidak mudah terjangkit penyakit dan virus. Mari kita belajar dari kasus-kasus yang terjadi di Italia, dan jangan pernah meremehkan Corona virus (Covid-19) sebagai flu biasa. Kita juga harus waspada dengan persebaran DBD.

Tapi, tidak perlu panik ataupun histeris. Persiapan yang tepat sasaran dan update informasi yang benar, merupakan cara terbaik untuk menghindari bencana dalam skala yang lebih besar.

Tak kalah penting adalah upaya partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi mandiri Covid-19. Terlebih jika merasa ada gejala batuk-pilek yang tidak biasa, apalagi ada kontak dengan pasien yang sudsh terinfeksi atau suspect Corona, segera laporkan ke petugas medis. Tidak perlu khawatir akan stigma atau perlakuan berbeda, karena ini adalah bagian dari ikhtiar terhadap ketahanan masyarakat banyak. []

Berita terkait

Let's block ads! (Why?)



"Tentang" - Google Berita
March 11, 2020 at 06:21PM
https://ift.tt/2vPXVAS

Catatan Komisi IX DPR tentang Corona di Indonesia - Tagar News
"Tentang" - Google Berita
https://ift.tt/2pFrqlx
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Catatan Komisi IX DPR tentang Corona di Indonesia - Tagar News"

Post a Comment

Powered by Blogger.