Rakyat Hong Kong memberikan suara dalam pemilihan tingkat distrik pada Minggu (24/11) yang oleh kelompok-kelompok prodemokrasi diharapkan akan mengirimkan sinyal kepada pemerintah China di Beijing.
Kelompok-kelompok prodemokrasi berharap para anggota dewan distrik terpilih adalah mereka yang mencerminkan kepentingan suara pemrotes, meskipun sejatinya anggota dewan distrik hanya mempunyai kewenangan terbatas. Mereka juga menyerukan kepada warga untuk tidak mengganggu jalannya pemilihan.
Sementara itu, calon-calon yang propemerintah China menyerukan kepada para pemegang hak suara untuk menyalurkan suara kepada mereka sebagai bentuk ekspresi atas kefrustasian terhadap gelombang demonstrasi yang diwarnai kekerasan selama ini.
Mengapa pemilihan ini penting?
Tercatat 4,1 juta warga Hong Kong memiliki hak suara dari total penduduk 7,4 juta jiwa. Lebih dari 1.000 orang mencalonkan diri untuk memperebutkan 452 kursi dewan distrik . Di samping itu, terdapat 27 kursi yang dialokasikan untuk distrik-distrik pedesaan.
Partai-partai pro-Beijing pada saat ini menguasai mayoritas kursi.
Anggota dewan kota sebenarnya hanya mempunyai kekuasaan terbatas. Biasanya pemilihan seperti ini hanya dipandang sebagai kegiatan lokal saja, tetapi pemilihan kali ini berbeda.
Pemilihan ini merupakan yang pertama sejak gerakan protes menentang pemerintah bergulir pada Juni 2019 sehingga acara itu dianggap sebagai tes lakmus tentang seberapa besar dukungan yang diberikan kepada pemerintahan Hong Kong saat ini.
"Rakyat Hong Kong mulai memandang pemilihan ini sebagai cara tambahan untuk menyuarakan dan mengekspresikan pandangan mereka terkait kondisi Hong Kong pada umumnya dan terkait pemerintahan pimpinan Carrie Lam," jelas Kenneth Chan, profesor muda di Hong Kong Baptist University, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Selain itu, pemilihan dewan distrik juga berpengaruh pada siapa yang duduk sebagai pemimpin eksekutif Hong Kong.
Berdasarkan sistem pemilihan di wilayah otonom itu, sebanyak 117 anggota dewan distrik juga akan duduk di komite yang beranggotan 1.200 orang. Mereka itulah yang berwenang memilih pemimpin eksekutif, yang kini dipegang oleh Carrie Lam.
Artinya, jika suatu distrik dimenangkan oleh calon prodemokrasi maka kemenangan itu dapat menyumbang suara dalam pemilihan pemimpin eksekutif periode berikutnya.
Siapa saja yang mencalonkan diri?
Terdapat sejumlah sosok terkenal yang mencalonkan diri, termasuk politikus dan pengacara yang pro-Beijing, Junius Ho.
Ho ditikam awal bulan ini dalam aksi demonstrasi ketika berpura-pura menjadi pendukung.
Ia secara terbuka mendukung tindakan kepolisian dalam berbagai kesempatan. Pada bulan Juli, Ho tertangkap kamera sedang berjabat tangan dengan sekelompok orang yang dicurigai sebagai anggota geng triad. Sekelompok pria itu kemudian menyerang pemrotes prodemokrasi.
Aktivis politik, Jimmy Sham, yang belakangan namanya melejit sebagai pemimpin Civil Human Rights Front, mencalonkan diri untuk kali pertama. Kelompok yang dipimpinnya turut mengorganisir aksi-aksi protes.
Sham juga diserang dua kali, di antaranya menggunakan palu. Foto-foto menunjukkan ia tergeletak di jalan dan berlumuran darah.
Sementara itu, aktivis prodemokrasi Joshua Wong dilarang terjun dalam pemilihan, suatu keputusan yang ia anggap sebagai " penyaringan politik".
"Tentang" - Google Berita
November 24, 2019 at 10:17AM
https://ift.tt/2OfTA0c
Fakta-fakta tentang pemilihan lokal Hong Kong yang diharapkan akan kirim sinyal ke pemerintah China - Tempo
"Tentang" - Google Berita
https://ift.tt/2pFrqlx
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fakta-fakta tentang pemilihan lokal Hong Kong yang diharapkan akan kirim sinyal ke pemerintah China - Tempo"
Post a Comment